Minggu, 02 Juli 2017

tugas resume pendidikan





Pedagogi dan Andragogi
Lingkup Aplikasi dan Isu-isu Andragogi
1.      Lingkup Aplikasi
Andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill), seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang-ruang kursus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan professional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain. Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andragogi dengan desain pelatihan seperti berikut ini.
a.       Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu, fungsi, operasi, dll.
b.      Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna, bukan menghafal.
c.       Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar dan kegiatan harus memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.
d.      Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajar menemukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.
Asumsi-asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa:
a.       Kebutuhan untuk tahu.
b.      Konsep diri.
c.       Peran pengalaman belajar.
d.      Kesiapan untuk belajar.
e.       Orientasi belajar.
Lima Isu
Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Lima isu itu adalah:
1.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari.
2.      Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
3.      Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
4.      Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
5.      Diperlukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku, dan keyakinan tentang belajar.
2.      Pergeseran Konsepsi
                  Di era informasi ini implikasi pergeseran konsepsi pembelajaran berpusat pada guru ke berpusat pada siswa merupakan fenomena pendidikan yang mengejutkan. Kata “berpusat’ dalam kerangka “berpusat pada guru” atau “berpusat pada guru” atau “berpusat pada siswa” mestinya dipahami sebagai mana yang dominan pada situasi bagaimana dan untuk tujuan apa.

3.      Antonim Pendagogi
Andragogi adalah antonim atau kata yang berlawanan makna dengan pedagogi. Andragogi adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa.
Perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi
Andragogi
Pedagogi
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”.
Gaya belajar independen.
Gaya belajar dependen.
Tujuan fleksibel.
Tujuan ditentukan sebelumnya.
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi.
Menggunakan metode pelatihan aktif.
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah.
Pembelajar memengaruhi waktu dan kecepatan.
Guru mengontrol waktu dan kecepatan.
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting.
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman.
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata.
Belajar terpusat pada isi atau pengetahuan teoritis.
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh.
                                   
                                    Malcom S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi. Asumsi dan proses dimaksud disajikan berikut ini.

Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
1.      Konsep diri
Ketergantungan.
Peningkatan arah-diri atau kemandirian.
2.     Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
3.      Kesiapan
Tugas perkembangan: tekanan sosial.
Tugas perkembangan: peran sosial.
4.      Perspektif waktu
Aplikasi ditunda.
Kecepatan aplikasi.
5.      Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran.
Berpusat pada masalah.
6.      Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
7.     Perencanaan
Oleh guru.
Reksa (mutual) diagnosis diri.
8.     Perumusan tujuan
Oleh guru.
Reksa negosiasi.
9.      Desain
Logika materi pelajaran, unit konten.
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10.  Kegiatan
Teknik pelayanan.
Teknik pengalaman (penyelidikan).
11.  Evaluasi
Oleh guru.
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran.

Tugas resume pendidikan

Hallo...

PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Pengertian Pelajar yang tidak biasa adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Ketidakmampuan dan gangguan ( disorder ) dikelompokkan sebagai berikut : gangguan organ indra ( sensory ), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar ( learning disorder ), attention deficit hyperactivity disorder, dan gangguan emosional dan perilaku.

GANGGUAN INDRA Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran, diantaranya :
1. Gangguan Penglihatan Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan penglihatan ini adalah menentukan modalitas agar murid dapat belajar dengan baik. Terdapat murid-murid yang mengalami problem penglihatan (visual) yang masih belum diperbaiki dan beberapa diantaranya menderita gangguan visual serius dan dikategorikan rusak penglihatannya, yang lebih dikenal dengan low vision dan murid buta.Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar.Anak yang “buta secara edukasional” tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.Banyak anak buta memiliki kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) untuk membantu anak belajar dengan baik (Bowe,2000). Salah satu persoalan dalam pendidikan murid yang buta adalah rendahnya penggunaan huruf braille dan sedikitnya guru yang menguasai huruf braille dengan baik (Hallahan & Kauffman, 2003).
2. Gangguan Pendengaran Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli sejak lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan bicara dan bahasanya. Beberapa kemajuan medis dan teknologi, seperti yang disebutkan disini, juga telah meningkatkan kemampuan belajar anak yang menderita masalah pendengaran antara lain: Pemasangan Cochlear Menempatkan semacam alat di telinga. Namun ini bukan prosedur yang permanen. Sistem hearing aids dan amplifikasi Perangkat telekomunikasi dan radiomail GANGGUAN FISIK a. Gangguan ortopedik Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena masalah di otot, tulang, atau sendi. Tingkat gangguan bervariasi. Bisa disebabkan oleh problem prenatal, atau penyakit dan kecelakaan saat anak-anak. b. Cerebral palsy Merupakan gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan bicaranya tidak jelas.Penyebab umum dari cerebral palsy adalah kekurangan oksigen saat kelahiran.Banyak anak yang menderita cerebral palsy bicaranya tidak jelas. Untuk anak seperti ini, synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka. c. Gangguan kejang-kejang Jenis yang paling kerap dijumpai adalah epilepsi yaitu gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.Anak yang mengalami epilepsi biasanya dirawat dengan obat anti kejang yang biasanya efektif dalam mengurangi gejala tapi tidak menghilangkan penyakitnya. Retardasi Mental Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual (Zigler, 2002). Selain intelegensinya rendah, anak dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian memerhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab sosial. Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.IQ rendah dan kemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak-kanak, dan tidak tampak pada periode normal, dan keadaan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak. Retardasi mental diklasifikasikan menjadi retardasi ringan, moderat, berat dan parah.Individu dengan retardasi mental ringan masih banyak yang bisa bekerja dan mencari nafkah sendiri dengan dukungan pengawasan atau dukungan kelompok. Individu dengan retardasi mental berat membutuhkan lebih banyak dukungan, kemungkinan besar individu ini juga menunjukkan tanda-tanda komplikasi neurologis, seperti cerebral palsy, epilepsi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan atau cacat bawaan metabolis lainnya yang mempengaruhi sistem saraf pusat (Terman, dkk., 1996). a. Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak (Dykens, Hodapp, & Finucane, 2000). Dari faktor genetik, bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah down syndrome (Sindrom Down) yang ditransmisikan (diwariskan) secara genetik. Anak dengan sindrom down ini punya kromosom lebih (kromosom 47). Dengan intervensi dini dan dukungan ekstensif dari keluarga anak dan dari kalangan profesional, banyak anak dengan sindrom down bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri (Boyles & Contadino, 1997). Anak penderita sindrom down bisa termasuk dalam kategori retardasi ringan sampai berat (Terman, dkk., 1996). b. Selain sindrom down, ada tipe kedua dari retardasi mental yang diwariskan secara genetic yaitu Fragile X Syndrome. Sindrom ini diwariskan melalui kromosom X yang tidak normal, yang menyebabkan retardasi mental ringan sampai berat. Kerusakan otak dapat diakibatkan oleh bermacam-macam infeksi atau karena faktor lingkungan luar (DAS, 2000). c. Faktor lingkungan dari luar yang dapat menyebabkan retardasi mental antara lain adalah benturan di kepala, malnutrisi, keracunan, luka saat kelahiran atau karena ibu hamil kecanduan alcohol. Fetal Alcohol Syndrome (FAS) adalah serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah yang muncul dalam diri anak dari ibu yang kecanduan minuman beralkohol pada waktu hamil. Gangguan Bicara dan Bahasa Gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara dan gangguan kefasihan bicara), dan problem bahasa (seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa). Gangguan artikulasi Gangguan artikulasi adalah problem dalam pengucapan suara secara benar.Anak penderita problem artikulasi mungkin sulit berkomunikasi dengan teman atau guru dan merasa malu.Akibatnya, anak enggan bertanya, tidak mau berdiskusi atau berkomunikasi dengan temannya.Problem artikulasi umumnya bisa diperbaiki dengan terapi bicara. Gangguan suara Gangguan suara tampak dalam ucapan yang tidak jelas, keras, terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Gangguan kefasihan Gangguan kefasihan atau kelancaran bicara biasanya dinamakan “gagap”.Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak terbata-bata, jeda panjang atau berulang-ulang. Gangguan bahasa Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.Gangguan bahasa dapat menyebabkan problem belajar serius (Bernstein & Tigerman-Farber, 2002). Gangguan / Ketidakmampuan Belajar Berdasarkan definisinya, anak yang menderita gangguan belajar : 1. Punya kecerdasan normal atau di atas normal; 2. Kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran bahkan lebih; 3. Tidak memiliki problem atau gangguan lain seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan itu. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Attention Deficit Hyperactivity Disorderatau ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain: a. Kurang perhatian; Anak yang kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas. b. Hiperaktif; Anak hiperaktif menunjukkan level aktifitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak. c. Impulsif. Anak impuls

Tugas resume pendidikam

Haii readers!!

Bimbingan dan Konseling Sekolah Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan yang optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.

Ragam bimbingan menurut masalah Bimbingan Akademik Diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah akademik:
 · Pengenalan kurikulum
 · Pemilihan jurusan
 · Cara belajar
 · Penyelesaian tugas dan latihan
 · Pencarian dan penggunaan sumber belajar Bimbingan Sosial Pribadi Membantu siswa memecahkan masalah sosial pribadiL
 · Hubungan sesama teman
 · Hubungan dengan guru dan staf
 · Pemahaman sifat
 · Penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat
 · Penyelesaian konflik Bimbingan Karir Membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah karir:
 · Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja
 · Pemahaman kondisi dan kemampuan diri ·
Penyesuaian, membantu siswa menyesuaikan diri dengan program pendidikan. Prinsip – prinsip Bimbingan · Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu baik bermasalah maupun tidak. · Bimbingan bersifat individualisasi yang memandang setiap individu itu unik. · Bimbingan menekankan hal yang positif yang membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri. · Bimbingan merupakan usaha bersama di mana konselor, guru-guru dan kepala sekolah saling bekerja sama. · Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan. · Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan di mana bimbingan tidak hanya dapat berlangsung di sekolah. Jenis Layanan Bimbingan · Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.

Orientasi/Orientation (cara belajar, pergaulan., Artikulasi/Articulation – khusus untuk calon siswa0, dll. · Konseling merupakan layanan terpenting dalam program bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara langsung. · Penempatan (Placement) dan tindak lanjut (Follow-up – khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut, dll. · Konsultasi · Penilaian dan penelitian Asas Bimbingan dan Konseling · Rahasia, · Sukarela, · Terbuka, · Kegiatan, · Mandiri, · Kini, · Dinamis, · Terpadu, · Harmonis, · Ahli, · Ahli tangani kasus, · Tut wuri handayani (mengayomi). Pendekatan Bimbingan · Pendekatan krisis · Pedekatan Remedial · Pendekatan Preventif · Pendekatan Perkembangan Kualitas Pribadi Konselor · Karakteristik kualitas pribadi konselor: · Pemahaman diri, · Kompeten, · Kesehatan psikologis, · Dapat dipercaya, · Jujur, · Kekuatan, · Bersikap hangat, · Active responsiveness, · Sabar, · Kepekaan.

Minggu, 09 April 2017

Observasi pendidikan kel.5

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
LAPORAN OBSERVASI ‘MANAJEMEN KELAS’
                   

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Reyhan Ahmad Lubis 161301079
Abdul Hafiz 161301081
Ianita Perangin-Angin 161301094
Rizka Dwi Saputri 161301098
Miranda S. 161301099
Nada Pertiwi 161301149
Nashiha Syifa Alsakina 161301154

Fakultas Psikologi
Universitas Sumtera Utara
Medan
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
1.1. Identititas Sekolah
Nama Sekolah : SMA Dharma Pancasila Medan
Alamat : Jalan Dr.T. Mansyur No.71-C. Medan, Kec. Medan Selayang,
Kel. Padang Bulan Selayang I, 20131
1.2. Uraian Aktifitas Observasi
Jadwal Observasi : Sabtu, 1 April 2017
Waktu Observasi : 08.00-09.00
Objek Observasi : Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2
2. Latar Belakang
     Lingkungan pembelajaran yang baik harus dibarengi dengan pengelolaan kelas dan iklim belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Untuk menciptakan pengelolaan yang baik, kita terlebih dahulu memahami apa arti manajemen kelas, prinsip dasar mengelola kelas, permasalahan dalam kelas, kondisi, penciptaan iklim pembelajaran dan kondisi-kondisi dalam kelas. Semua itu harus dipahami oleh guru agar pengelolaan kelas bukan hanya mengurusi tentang saran prasarana kelas saja tetapi kondisi psikologis dari siswa.
     Dalam pengelolaan kelas, efektif atau tidak pelaksanaannya sangat tergantung pada sikap guru dalam memahami berbagai aspek dalam pelaksanaannya. Beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian guru yaitu aspek sifat kelas dan situasi kelas yang dapat menentukan bentuk dan metode pendekatan yang sesuai dalam proses pembelajaran serta tindakan efektif keratif dari guru sangat menentukan jalannya kegiatan pengelolaan kelas. Selain itu, guru juga harus paham tentang tujuan dari pengelolaan kelas itu sendiri sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah pada suatu tujuan yang telah direncanakan.
     Pembelajaran juga harus memuat pendidikan karakter. Yaitu pada saat pembelajaran seorang guru juga harus memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran, agar siswa sudah terbiasa dengan kebiasaan yang baik dan memuat karakter bangsa.
     Kelengkapan sarana prasarana sekolah juga merupakan hal penting yang memerlukan pengeloaan. Sarana prasarana tersebut juga mempengaruhi kondisi belajara siswa, sehingga dalam jelas tersebut juga harus melakukan pembaharauan, baik itu penataan, perubahan bahkan penambahan fasilitas, agar siswa tidak cepat bosan.
     Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Kondisi atau iklim memberikan pengaruh terhadap efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sebaliknya juga akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak serta perkembangan pendidikan peserta didik.
3. Rumusan Masalah
a) Apakah manajemen ruang kelas sudah tertata dengan baik dan kondusif?
b) Bagaimana kondisi ruang kelas ketika Kegiatan Belajar Mengajar?
c) Apakah gaya pengajaran yang diberikan sudah memberikan cukup motivasi untuk belajar para Siswa?
4. Tujuan Observasi
a) Untuk mengetahui manajemen kelas yang sudah cukup kondusif
b) Untuk mengetahui kondisi ruang kelas ketika KBM berlangsung
c) Untuk mengetahui sejauh mana gaya pengajaran di SMA DHARMA PANCASILA
5. Manfaat Observasi
a) Menambah wawasan akan manajemen kelas
b) Memberikan pengalaman tersendiri setelah melakukan Observasi di SMA DHARMA PANCASILA


BAB II
LANDASAN TEORI
a. Pengertian Manajemen Kelas
     Istilah manajemen telah lahir dan diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, dan lain sebagainya. Masing-masing memberikan pandangan yang berbeda sesuai dengan latar belakang pekerjaan mereka. Manajemen sebagai sebuah istilah yang sering dipakai di dunia bisnis pada dasarnya juga dipakai untuk organisasi pendidikan pada umumnya. Berikut pengertian manajemen menurut para ahli:
M. Sobry Sutikno menyimpulkan bahwa “manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan memberdayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi”.
John. D Millet dalam Pengantar Manajemen karangan dari H.B. Siswanto membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. sedangkan James A.F Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi terwujudnya tujuan organisai.2 Selanjutnya adapun pengertian kelas memiliki dua pengertian yaitu:
o Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran.
o Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan. 3Sedangkan pengertian dari ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.
Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen secara umum adalah serangkaian proses pengarahan, perencanaan dan pengendalian terhadap suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Dengan demikian manajemen kelas merupakan suatu perangkat prilaku penyelenggaraan proses belajar mengajar agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar dan efesien di lingkungan kelas.
Pengertian manajemen kelas Menurut Emmer yang dikutif dalam buku “Sekolah Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan.” Sedangkan Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar.”
J.M Cooper mengemukakan lima pengelompokan definisi manajemen kelas yaitu:
o Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas sebagai pandangan dalam mengontrol tingkah laku.
o Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa sebagai pandangan yang bersifat permisif kaitannya dengan tugas guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa.
o Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingingkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
o Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif sebagai pandangan hubungan kegiatan interaksi belajar mengajar guru dengan siswa.
o Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi yang efektif.

b. Tujuan Manajemen Kelas
     Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara situasi kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi gangguan belajar dari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal dalam proses belajar mengajar. Manajemen kelas bagi guru perlu dikuasai dan diterapkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkalaku siswa yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkalaku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, iklim sosio emosional yang positing serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
     Tujuan pengelolaan atau menurut Sudirman penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan atau manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien.

BAB III
HASIL PENGAMATAN
Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1
Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
Sambil menunggu giliran atau selesai ujian menghafal, beberapa murid ada yang mengobrol
Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
Guru mengoreksi jika ada istilah atau hafalan yang kurang tepat
Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang
Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN
Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1

  Saat kami menobservasi kelas XI MIA 1, mata pelajaran yang sedang berlangsung adalah biologi. Sebelumnya, bapak guru tersebut telah menugaskan murid-muridnya untuk menghafal salah satu subbab dari materi reproduksi. Satu persatu murid dipanggil oleh bapak guru sesuai dengan urutan absen kelas mereka. Bapak guru tersebut berdiri di dekat meja guru sambil memegang buku nilai sambil mengamati muridnya yang sedang menghafal. Pada hari itu, hanya setengah murid dari satu kelas yang maju ke depan untuk tugas menghafal, karena pada hari sebelumnya sebagian dari mereka sudah melakukan tugas menghafal.
Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
     Hafalan yang ditugaskan cukup rumit karena terdapat istilah-istilah yang sulit untuk diucapkan. Namun para murid dapat menghafalnya dengan baik dan lancar, tanpa membawa kertas kecil sebagai bantuan menghafal. Walaupun ada beberapa kesalahan dalam pengucapan suatu istilah, bapak guru dapat langsung mengoreksi sehingga dapat dilanjutkan oleh murid-murid. Bapak guru terlihat cukup puas dengan hafalan murid-muridnya yang terlihat lancar.
Sambil menunggu giliran atau selesai tugas menghafal, beberapa murid ada yang terlihat mengobrol.

     Walaupun sedang diadakan kelas dan ada guru yang berada di dalam kelas, ada juga beberapa murid yang terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya atapun teman di dekat mereka. Karena mereka merasa sudah selesai dan lega dengan tugas menghafal sebelumnya, jadi mereka langsung mengobrol tanpa memperhatikan temannya yang sedang menghafal. Terutama murid laki-laki yang berada di barisan paling belakang kelas. Namun ada juga murid yang sudah selesai melakukan tugas dan tetap memperhatikan temannya yang sedang berada di depan.
Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
     Dilihat dari cara mereka menghafal dengan baik, serta didukung dengan guru yang ramah dan menyenangkan, murid-murid tampak antusias dengan kelas biologi tersebut. Mereka tampak memperhatikan dengan serius apa yang dijelaskan bapak guru disela-sela jeda sebelum murid lainnya maju ke depan. Bahkan tampak ada dua murid laki-laki yang berebut untuk maju ke depan, padahal bukan nama salah satu murid tersebut yang dipanggil, sehingga membuat suasana kelas menjadi canda tawa namun tetap kondusif.
Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang

     Saat sesi menghafal selesai, bapak guru menjelaskan sedikit materi reproduksi sambil diselingi candaan agar membuat murid-muridnya menjadi rileks setelah lama menghafal materi yang ditugaskan. Bahkan kamipun ikut tertawa dengan candaan bapak guru tersebut. Bapak guru tetap bisa mengkondisikan kelas menjadi kondusif dikala anak muridnya sedang tertawa geli mendengar candaannya tersebut. Bapak guru tersebut dapat mengetahui keadaan kelas yang sebelumnya tegang dan sunyi serta tidak ingin membuat murid-muridnya larut dalam suasana kelas seperti itu
Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
     Setelah bapak guru selesai menjelaskan sedikit materi, bapak guru bertanya kepada salah seorang siswa di barisan depan ujung kelas untuk menguji kemampuan anak tersebut, karena menurut bapak guru siswa tersebut hanya melamun sedaritadi. Ketika diberi pertanyaan, siswa tersebut dapat menjawab semua pertanyaan bapak guru dengan tepat dan diebri sorakan gembira teman-temannya. Walaupun ada pengucapan yang salah atau terbalik, bapak guru tetap mengoreksi jawaban murid tersebut. Siswa tersebut diiringi tepukan meriah teman-temannya yang membuat suasana kelas menjadi gembira dan tidak terlihat membosankan.
Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut
     Bapak guru tersebut memiliki pembawaan yang menyenangkan dan selalu tersenyum, sehingga murid-murid sangat menyenangi guru tersebut. Bapak guru bisa membuat kelas menjadi ceria, tidak membosankan, dan tidak membuat murid-muirdnya takut kepada guru tersebut. Walaupun guru tersebut bersikap demikian, murid-muridnya tetap menghargai bapak guru dengan tidak mengoloknya ataupun bersikap tidak sopan padanya. Apalagi bapak guru terlihat masih cukup muda dan dapat bergaul dengan murid-muridnya dengan mudah, sehingga ini menjadi nilai tambah bagi bapak guru yang tetap bisa mengontrol kelas dengan baik, sembari murid-muridnya tetap bersikap sopan pada bapak guru. Membuat bapak guru semakin disenangi oleh murid-muridnya.
Bapak guru memberikan tugas di akhir kelas
     Setelah semua murid selesai dengan tugas menghafal mereka, bapak guru memberikan tugas tambahan untuk setiap kelompok membuat kumpulan soal beserta jawabannya berdasarkan soal Ujian Nasioonal SMA tahun 2015 dan 2016. Tugas tersebut bapak guru berikan agar murid-muridnya bisa menambah pengetahuan mereka di mata pelajaran biologi, ditambah agar mereka bisa menghadapi Ujian Akhir Semester yang tidak lama lagi akan diadakan di sekolah mereka.


Testimoni perkuliahan

Testimoni dalam mata kuliah psi.pendidikan

Menurut saya selama perkuliahan pendidikan sih ya termasuk enak,karna dosen juga enjoy mengajar nya,have fun,tidak terlalu membosankan sehingga tidak mengantuk ketika menjalani pembelajaran dalam mata kuliah ini,kepada ibu dosen,keren deh,saya suka,apalagi ketika observasi,itu termasuk salah satu kegiatan yang seru menurut saya karna saya suka dengan sesuatu yg langsung turun ke lapangan,ibarat nya praktik la,karna ya menurut dari diri saya sendiri,belajar dengan praktik atau kerja secara langsung itu lebih efisien dan lebih gampang untik dimngerti,pokoknya mantep la buat pelajaran iniđź‘Ť

Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa

Pengertian bahasa
Bahasa adalah sebentuk komunikasi,entah itu lisan,tertulis atau tanda,yang didasarkan pada sistem simbol.

Perkembangan Semantik
adalah makna dari kata atau kalimat. Setiap kata punya ciri semantik. Misalnya, gadis dan wanita punya makna semantik yang sama,yakni manusia berjenis kelamin perempuan,tetapi berbeda dalam makna umurnya.

Perkembangan Sintaksis
Adalah cara kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang bisa diterima.

Perkembangan Morfologi
adalah aturan untuk mengkombinasikan morfem,yang merupakan rangkaian suara yang merupakan kesatuan bahasa terkecil.setiap kata dari bahasa inggris terdiri dari 2 morfem

Perkembangan Fonologi
adalag sistem suara bahasa.aturan fonologi mengijinkan beberapa sekuensi(seperti sp,ba,atau ar)dan melarang yang lain nya(seperti zx atau qp).untuk mempelajari fonologi bahasa,anak harus mempelajari kandungan suara dan urutan suara yang diperbolehkan yang sangat penting untuk kegiatan membaca nanti(oller, 2000).


Ada dua faktor paling signifikan yang mempengaruhi anak dalam berbahasa, yaitu  biologis dan lingkungan sekitar.

Evolusi Biologi
Evolusi biologis menjadi salah satu landasan  perkembangan bahasa. Mereka menyakini bahwa evolusi biologi membentuk manusia menjadi manusia linguistik. Noam Chomsky (1957) meyakini bahwa  manusia terikat secara biologis untuk mempelajari bahasa pada suatu waktu tertentu dan dengan cara tertentu. Ia menegaskan bahwa setiap anak mempunyai language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk berbahasa. Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup. Selain itu, adanya periode penting dalam mempelajari bahasa  bisa dibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam berbicara. Menurut teori ini, jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun kemungkinan akan berbicara bahasa negara yang baru dengan aksen asing pada sisa hidupnya, tetapi kalau orang berimigrasi sebagai anak kecil, aksen akan hilang ketika bahasa baru akan dipelajari (Asher & Gracia, 1969).


Lingkungan Luar
Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan bahasa tergantung dari stimulus dari lingkungan. Pada umumnya, anak diperkenalkan bahasa sejak awal perkembangan mereka, salah satunya disebut motherse, yaitu cara ibu atau orang dewasa, anak belajar bahasa melalui proses imitasi dan perulangan dari orang-orangdisekitarnya.

Sabtu, 08 April 2017

Resume intelegensi Pendidikan

Intelegensi

Pengertian Integensi
Intelegensi adalah berasal dari kata Latin yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan, atau menyatukan satu dengan yang lain. Istilah intelegensi kadang-kadang sering memberikan pengertian yang salah, yang memandang intelegensi sebagai kemampuan yang mengandung kemampuan tunggal, padahal menurut para ahli, intelegensi mengandung bermacam-macam kemampuan. Namun demikian pengertian intelegensi itu sendiri memberikan berbagai macam arti bagi para ahli.
Intelegensi juga berarti sesuatu perbuatan, aktivitas atau reaksi, baik di bidang mental maupun di bidang fisik.

Thorndike sebagai tokoh koneksionisme mengemukakan bahwa orang dianggap intelegen apabila responsnya merupakan respons yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya. Untuk memberikan respons yang tepat, individu harus memiliki lebih banyak hubungan stimulus-respons, dan hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pengalaman yang diperoleh dan hasil respons-respons yang lalu.

Macam-macam Intelegensi
Intelegensi menurut hasil dan arahnya, intelegensi ada 2 macam:
Intelegensi praktis, ialah intelegensi untuk dapat mengatasi suatu yang sulit dalam sesuatu kerja, yang berlangsung secara cepat dan tepat.
Intelegensi teoritis, ialah intelegensi untuk dapat mendapatkan suatu fikiran penyelesaian soal atau masalah dengan cepat dan tepat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Faktor pembawaan
Ialah segala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir, dan yang tidak sama pada orang lain.
Faktor Kemasakan
Ialah saat munculnya sesuatu daya jiwa kita yang kemudian berkembang dan mencapai saat puncaknya.
Faktor Pembentukan
Ialah segala faktor luar yang mempengaruhi intelegensi di masa perkembangannya.
Faktor minat
Faktor inilah yang merupakan motor penggerak dari intelegensi kita.

Teori-teori Faktor
Dari pendapat-pendapat para ahli tentang intelegensi, di dalam intelegensi terdapat adanya faktor-faktor tertentu yang membentuk intelegensi, inilah makna dari teori faktor.
Thorndike, dengan multi faktornya mengemukakan bahwa intelegensi tersusun dari beberapa faktor, dan faktor-faktor itu terdiri dari elemen-elemen, dan tiap elemen-elemen terdiri dari atom-atom, dan tiap atom merupakan hubungan stimulus-respons, Jadi suatu aktivitas yang menyangkut intelegensi adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan lainnya.
Spearman mengemukakan bahwa intelegensi mengandung dua macam faktor, yaitu:
a.       General ability atau general factor (faktor G)
                factor terdapat pada semua individu tetapi berbeda satu sama lain. General factor selalu didapati dalam setiap performance.
b.      Special ability atau special factor (faktor S)
           Special ability adalah merupakan faktor yang bersifat khusus, yaitu mengenai bidang-bidang tertentu. Dengan demikian maka jumlah faktor S itu banyak, misalnya ada S1, S2, S3 dan seterusnya. Jadi kalau pada seseorang faktor S dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut.
Dapat dikemukakan bahwa menurut Spearman, tiap-tiap performance selalu ada faktor G dan faktor S, atau dapat dirumuskan: P=G+S
Burt, memiliki pandangan yang berbeda, namun dekat dengan pandangan Spearman. Burt mengemukakan bahwa di samping general ability dan special ability masih terdapat faktor lain, yaitu common ability atau common factor atau group factor. Common factor adalah merupakan faktor sesuatu kelompok kemampuan tertentu, misalnya dalam hal bahasa, dalam hal matematika. Dengan demikian menurut burt, intelegensi ada 3 macam faktor, yaitu faktor G, faktor S dan faktor C, dan faktor-faktor itu akan tampak dalam performance individu. Jadi performance individu dapat digambarkan:
P1=G+S1+Cx              Cx  = misalnya common factor berhitung
P2=G+S2+ Cx              
P3=G+S3+ Cx                 Cx = misalnya common bahasa
4. Thurstone, mengemukakan bahwa intelegensi merupakan jumlah dari elemen-elemen, yaitu hubungan stimulus-respons, dan menurut Thurstone dalam intelegensi adanya faktor-faktor primer itu adalah:
1)                  S   (Spatial relation), kemampuan untuk melihat gambar dengan dua atau tiga dimensi, menyangkut jarak
2)                  P (perceptual speed), kemampuan yang berkaitan dengan kecepatan dan ketetapan dalam memberikan judging mengenai persamaan dan perbedaan dalam respons terhadap apa yang dilihat.
3)                  V (Verbal comprehension), kemampuan yang menyangkut pemahaman kosakata, analogi secara verbal, dan sejenisnya.
4)                  W (Word fluency), kemampuan yang menyangkut kecepatan yang berkaitan dengan kata-kata
5)                  N (Number facility), kemampuan yang berkaitan dengan kecepatan atau ketetapan dalam berhitung
6)                  I (induction), kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh prinsip atau hukum.

Teori orientasi proses
Teori ini mendasarkan atas orientasi bagaimana proses intelektual dalam pemecahan masalah.
Jean Piager merupakan salah satu seseorang yang mendukung teori ini. Namun, Jean melihat perkembangan dari intelectual ability dengan pengertian kognitif.
Teori proses informasi mengenai intelegensi mengemukakan bahwa intelegensi akan diukir dari fungsi-fungsi seperti proses sensoris, koding ingatan, dan kemampuan mental yang lain termasuk belajar dan menimbulkan kembali.

Pengungkapan Intelegensi
Karena berbeda dalam segi intelegensinya, maka individu satu dengan lainnya tidak sama kemampuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Mengenai perbedaan intelegensi ini ada pandangan yang menekankan pada perbedaan kuantitatif.
            Pandangan yang pertama berpendapat bahwa perbedaan intelegensi individu satu dengan lainnya memang secara kualitatif berbeda. Pandangan kedua menitikberatkan pada perbedaan kuantitatif, yang berpendapat bahwa perbedaan intelegensi individu satu dengan lainnya karena perbedaan materi yang diterima atau karena perbedaan dalam proses belajarnya. Perbedaan dalam proses belajar akan membawa dalam segi intelegensinya.
            Baik pandangan satu maupun kedua, kedua-duanya mengakui bahwa individu satu dengan lainnya berbeda dalam segi intelegensinya.
            Binet telah menciptakan test intelegensi, maka test intelegensi tersebut berkembang dengan pesatnya. Test intelegensi tersebut pertama kali disusun tahun 1905, yang kemudian mendapatkan bermacam-macam revisi baik dari bint sendiri maupun orang lain.
            Dalam tahun 1939 David Wechsler menciptakan individual intelligence test, yang dikenal dengan Wechsler Bellevue Intelligence Scale  atau juga dikenal dengan imtelligence W.B. Dalam tahun 1949 diciptakan test intelligence WISC untuk anak-anak. Klasifikasi IQ-Nya adalah
                        Very superior              : IQ di atas 130
                        Superior                       : IQ 120-129
                        Bright normal              : IQ 110-119
                        Average                       : IQ 90-109
                        Dull normal                 : IQ 80-89
                        Borderline                   : IQ 70-79
                        Mental defective         : IQ 69 dan ke bawah